masukkan script iklan disini
Pada tahun 1936-1939, sebuah pemandangan unik dapat ditemukan di daerah Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Sebuah otobus, moda transportasi yang baru populer di masa itu, menyeberangi sungai besar menggunakan pelayangan. Pelayangan ini berupa rakit kayu atau perahu besar yang dirancang untuk membawa kendaraan melintasi sungai, mengingat belum tersedianya jembatan penghubung di wilayah tersebut.
Transportasi semacam ini mencerminkan tantangan geografis Sumatera Utara di era kolonial Hindia Belanda. Dengan kondisi infrastruktur yang terbatas, pelayangan menjadi solusi penting untuk menghubungkan jalur darat di daerah yang terpencil. Sungai-sungai besar yang melintasi wilayah seperti Sorkam sering kali menjadi penghalang utama, namun masyarakat setempat bersama pengelola transportasi menemukan cara kreatif untuk mengatasinya.
Momen otobus menyeberang sungai ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga simbol perjuangan dan inovasi di masa lampau, di mana perkembangan teknologi dan infrastruktur masih sangat terbatas. Ini juga menjadi cerminan bagaimana moda transportasi darat perlahan menggantikan sistem tradisional untuk mendukung mobilitas dan ekonomi di pedalaman Sumatera Utara.